Minggu, 30 Juni 2013

0 budidaya ikan patin

TEHNIK BUDIDAYA IKAN PATIN




Berbagai Jenis  ikan perairan Air tawar memang lumayan banyak jumlahnya, dan selama ini masyarakat kita banyak yang memiliki hoby dan hoby tersebut juga menjadi salah satu bagian dari usaha mereka yang kiranya bisa dijadikan peluang. Saat sekarang Ikan Patin juga sudah dikenal dimana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar hingg sampai kepelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya.  Postingan kali ini sengaja saya sajikan sebagai bahan Informasi dan merupakan Teknologie yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi siapa saja yang akan melakukan usaha budidaya khususnya ikan Patin.
sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Ikan patin ini merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin  masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.

Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.


Model Budi Daya Ikan Patin
Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.

  Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
  5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  6. PH air berkisar antara: 6,5–7.

Teknik Budidaya Ikan Patin
A. Pembibitan Ikan Patin
Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih calon induk siap pijah.
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.


Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
1.      Umur tiga tahun.
2.      Ukuran 1,5–2 kg.
3.      Perut membesar ke arah anus.
4.      Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
5.      Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
6.      Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
7.      kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.

b. Induk jantan
1.      Umur dua tahun.
2.      Ukuran 1,5–2 kg.
3.      Kulit perut lembek dan tipis.
4.      Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
5.      Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.

3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.

4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.

5. Perawatan larva.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.

6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.

7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
B. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.

Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:

1. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.

2. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek  kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit.  Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000-25.000,-

Jumat, 28 Juni 2013

0 cara budidaya ikan sepat

Cara Budidaya Ikan Sepat



Berbagai macam ikan air tawar dapat dengan mudahnya kita temui di sekitar kita. Beragam variasi jenis ikan muncul dimana kita dapat memelihara dan mendapatkannya dengan sangat mudah. Untuk mendapatkannya, kita pun tidak perlu repot-repot pergi ke sungai untuk memancingnya, karena banyak pedagang ikan yang menawarkan berbagai jenis ikan air tawar.
Ada salah satu jenis ikan yang mungkin banyak sebagian orang belum begitu berminat untuk melakukan pemeliharaan terhadap ikan jenis ini, padahal ikan ini memiliki berbagai kegunaan. Ikan tersebut adalah jenis ikan sepat. Ikan tersebut dapat dibudidayakan baik sebagai ikan hias, maupun sebagai ikan konsumsi. Kegunaan tersebut tergantung dari jenis ikan sepat yang dipelihara. Walaupun ikan jenis ini bernilai lokal, namun pembudidayaan ikan ini dapat dijadikan bisnis yang cukup menguntungkan, asalkan kita dapat melakukan teknik budidaya dan teknik beternak yang sesuai untuk ikan jenis ini.

Tentang Ikan Sepat

Ikan ini adalah ikan air tawar dimana biasanya hidup saling bergerombol dan dapat kita temui di rawa-rawa, sawah, sungai, danau, di aliran-aliran air yang tenang, di saluran-saluran irigasi , atau di tempat-tempat yang banyak ditumbuhi tumbuhan air, sehingga kita dapat dengan mudah menangkapnya. Kita pun dapat mencarinya dengan mudah di pasar-pasar tradisional. Jika dilihat sekilas, ikan ini terlihat seperti ikan jenis gurami, namun perbedaan yang sangat terlihat adalah ukurannya. Penyebaran ikan ini umumnya terdapat di Sulawesi dan Jawa.

Jenis-jenis

Ada beberapa jenis ikan sepat yang dapat ditemui. Ada yang bisa dijadikan sebagai konsumsi makanan, ada pula yang bisa dijadikan sebagai ikan hias. Jenis ikan yang biasanya dijumpai di Indonesia adalah jenis ikan sepat rawa dan sepat siam. Untuk ikan sepat rawa, biasanya merupakan ikan konsumsi. Namun, sepat rawa juga memiliki variasi lainnya yang memiliki warna-warna cerah sehingga bisa dijadikan sebagai ikan hias.
Yang kedua adalah ikan sepat siam. Kebanyakan ikan ini disukai untuk dikonsumsi karena memiliki protein yang tinggi.

Ciri-ciri

Pada umumnya, ikan sepat ini memiliki cirri-ciri seperti berikut; tubuhnya sangat pipih, mulutnya sangat kecil dan bermoncong runcing sempit. Untuk jenis ikan sepat rawa, mempunyai panjang total hingga 120 mm, sirip ekor berbelah dangkal, berbintik-bintik, dan memiliki warna perak buram kebiruan dan kehijauan, serta terdapat bercak hitam di masing-masing tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Untuk ikan sepat siam, ikan ini memiliki warna-warna seperti putih, kuning, atau merah.

Beternak Ikan Sepat

Dilihat dari kemudahan untuk mendapatkan ikan jenis ini, kita dapat memanfaatkan ikan sepat sebagai peluang kita mendapatkan keuntungan dari bisnis perdagangan ikan jenis ini. Untuk memulainya, kita dapat mulai beternak dengan cara beternak dan cara budidaya yang cukup mudah. Pertama-tama, siapkan kolam yang menyerupai habitat asli ikan ini karena hal ini akan memudahkan ikan sepat untuk bertelur. Sebaiknya kolam dibuat tenang tanpa aliran air.
Lalu, campurkan sepat betina dan jantan untuk mempermudah proses perkawinan. Pilihlah bibit betina yang sudah matang telur. Perbandinganya adalah 1:1 antara sepat betina dan sepat jantan. Sebelum melakukan pemijahan, sepat jantan akan membuat sarang busa yang nantinya akan dipakai sebagai tempat penyimpanan telur ikan.
Sebaiknya kita meletakkan jerami di atas permukaan kolam untuk melindungi telur yang berada di sarang busa dari terik matahari langsung maupun air hujan, karena biasanya telur akan mengambang tepat berada di bawah sarang busa tepat di bawah jerami yang mengapung. Setelah bertelur, pisahkan sang betina, dan ikan jantan akan memelihara telur-telurnya hingga menetas 2-3 hari sejak pembuahan. Larva telur yang baru menetas belum memerlukan pakan dari luar hingga hari yang ketujuh,karena ia akan memakan kuning telurnya. Pakan yang baik untuk ikan ini adalah plankton atau bisa juga larva-larva serangga.

Pembesaran

Pembesaran ikan sepat dapat dilakukan setalah ikan mencapai umur 2 bulan. Pada usia ini, ikan sepat akan lebih mampu untuk melindungi dirinya dari hewan buas lainnya. Untuk mendapat hasil yang maksimal, ikan diberikan pakan luar seperti tepung daun, dedak, daun singkong, kangkung, dan lainnya. Karena pakan yang tumbuh di dalam kolam bisa terbatas jumlahnya. Cara ternak dan pembesaran yang baik akan memberikan hasil ikan yang baik dan berlimpah.

1 TEKNIK PENDEDERAN DAN PEMBESARAN IKAN GURAME

TEKNIK PENDEDERAN DAN PEMBESARAN IKAN GURAME






JENIS
Jenis gurame yang umum terdapat dilingkungan petani terdiri dari 4 jenis antara lain:
  1. BLUE SAFIR
  2. ANGSA
  3. BASTER
  4. BATU

HABITAT
• Digolongkan ikan DATARAN RENDAH dan OMNIVORA
• Habitat alami : Sungai, Danau dan Rawa
• Temperatur optimum 27-30 °C, pH 7-8, kandungan oksigen 4-5 ppm.
• Lebih menyukai kola, dengan dasar tanah
• Menyukai air yang tenang dengan kedalaman 70-100 cm
• Peka terhadap cahaya terutama pada malam hari dan perubahan kualitas air mendadak
• Kebiasaan makan mempunyai sifat yang cenderung kearah aktif pada kondisi menjelang gelap
• Menyukai pakan yang ada di permukaan
• Hindari penangkapan saat hujan



TEKNIK PENDEDERAN
PERSIAPAN
• Luas kolam 100-150 m2, konstruksi dasar kolam tidak disemen
• Pematangan kolam tidak berumput. Dinding bentuk trapezium. Dinding bagian dalam dibuat halus/rata dengan cara di “KEDOK TEPLOK”
• Tinggi pematang 80-100 cm
• Dasar kolam tidak terlalu berlumpur
• Lakukan pengolahan tanah dasar kolam dengan pengapuran dosis 100-200 gram/m2 dan pemupukan pupuk kandang 500-100 gram/m2
• Setelah pengolahan  tanah dasar, lakukan pengairan sampai kedalaman 50-60 cm. Selanjutnya pemasukan air dipertahankan mengalir dengan debit sekitar 1 liter/detik (untuk kolam 100-150 m2)

PEMILIHAN BENIH TEBAR
Kegiatan pemilihan benih tebar merupakan hal yang sangat vital yang perlu diperhatikan kesalahan dalam pemilihan benih tebaran akan berdampak buruk terhadap produksi yang diharapkan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain :
• Kondisi benih benih sehat, tidak cacat/luka dan lincah.
• Warna tidak terlalu hitam,sisik lengkap/tidak ada yang lepas. Tubuh tidak kaku
• Proses penangkapan hati-hati dan dilakukan saat kondisi tidak terlalu terik. Sebaiknya penangkapan tidak dilakukan saat hujan
• Pengangkutan benih dilakukan pagi/sore hari.

PENEBARAN BENIH
Penebaran benih sebaaiknya dilakukan pada pagi/sore hari. Sebelum benih ditebar dikolam, laukan penyusuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam pemeliharaan. Untuk tahap pendederan kepadatan benih 10-20 ekor/m2 dengan ukuran benih 50-75gr/ekor.

PEMELIHARAAN
Pakan
Pakan yang diberikan terdiri dari 2 macam yaitu pakan buatan dan pakan hijauan.
Pakan buatan yang diberikan sebaiknya pakan terapung (grower) dengan jumlah pemberian 3-5%/hari dengan frekuensi pemberian 2 kali yaitu jam 06.00 dan 17.00. Hijauan yang diberikan berupa jenis daunt talas-talasan, lemna minor dan Azolla. Jumlah pemberian sekitar 5%hari.

KESEHATAN IKAN
Untuk menekan tingkat kematian akibat serangan penyakit, sebaiknya dilakukan menggunakan garam dapur dengan dosis 20-25 ppm setiap minggu.

PEMANENAN
Pemanenan dilakukan setelah benih mencapai berat 200-250 gram/ekor. Berat demikian dapat dicapai dengan pemeliharaan yang baik dan intensif selama 3-3,5 bulan. Konversi pakan untuk tahap ini sekitar 2-3. Mortalitas berkisar 5-10%.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi/sore hari dengan memperhatikan hal-hal sbb.
• Tidak dalam kondisi hujan .
• Kedalaman air dipertahankan setinggi 20-30 cm.
• Penangkapan dilakukan hati-hati. Diusahakan sisik tidak lepas.
• Gunakan alat tangkap dari bahan yang halus.
• Masukkan daun-daun kering untuk memudahkan penangkapan.

TEKNIK PEMBESARAN
• Luas kolam optimal sekitar 200 m2. Kolam tanah
• Kedalaman air 70-80 cm
• Dasar kolam tidak terlalu berlumpur
• Persiapan kolam seperti pada tahapan pendederan
• Kepadatan benih tebar (ukuran 200-300 gram/ekor) 1-2 kg/m2
• Pakan yang diberikan berupa pakan buatan terapung (Finisher) dengan jumlah pemberian 2-3%. Hijauan diberikan berupa daunt talas-talasan sebanyak 5-10% tiap 2hari sekali. Waktu pemberian pakan 06.00 dan 17.00
• Lama pemeliharaan 3-3,5 bulan. Ukuran panen 600-700 gram/ekor.
• Saat pemanenan sebaiknya tidak menggunakan alat tangkap

sumber: Bp4k sukabumi
http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/Perikanan/Teknik-Pendederan-dan-Pembesaran-Ikan-Gurame.html

0 pembenihan ikan mas yang baik

  Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dansubvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias.
Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras.Hal ini disebabkan karena: 1) penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi, 2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, 3) akumulasi mutasi dan 4) seleksi secara alami maupun oleh karya manusia (Hulata, 1995). Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strainyang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).
Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat.


A. Persiapan Kolam
Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain peneplokan/ perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringandi pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.
B. Pembenihan
1. Pemeliharaan dan Seleksi Induk
Induk dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari.
Ikan betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 - 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan betina yang siap pijah adalah: (secara sederhana)
  • Pergerakan ikan lamban
  • Pada malam hari sering meloncat-loncat
  • Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
  • Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan untuk ikan jantan mengeluarkan sperma (cairan berwarna putih) dari lubang kelamin bila di stripping.
2. Pemijahan
Dalam pemijahan, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah-langkah dalam pemijahan ikan mas adalah :
  • Mencuci dang mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
  • Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
  • Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
  • Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
  • Memasukkan induk jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih lepas hapa dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan 1. Bobot induk jantan sama dengan induk betina namun dengan jumlah yanglebih banyak
  • Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk
3. Perawatan Larva
Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah larva tidak menempel di kakaban. Pakan larva berupa suspensi kuning telur dengan frekuensi 5 kali per hari (satu telur untuk 100.000 ekor larva). Waktu perawatan larva ini selama 5 hari sehingga larva sudah tahan untuk ditebar di kolam.
4. Pendederan
Kolam yang akan digunakan untuk pendederan seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya. Padat tebar di sesuaikan dengan luas ukuran kolam budidaya.

C. Pembesaran
1. Pembesaran di KJA
Sistem pembesaran intensif antara lain dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain a)Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena.
Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan airkantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Letak alat ini dapat ditengah kantong atau di salah satu sudutnya Gambar 1. Standar pemeliharaan benih dalam pembesaran diKJA tertera dalam Tabel 3.

Gambar 1. Feeding frame untuk efektifitas pemberian pakan
Tabel 3. Standar proses produksi benih ikan mas pada setiap tingkatan pemeliharaan di jaring apung

2. Pembesaran di KAD
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dll.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 - 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 - 5 %).

Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 - 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.

Kamis, 27 Juni 2013

0 budidaya ikan nila di kolam terpal

Budidaya ikan nila dalam kolam terpal



            Akhir-akhir ini admin telah melakukan percobaan melakukan pendederan ikan nila. Pertama admin hanya melakukan usaha ini hanya untuk memenuhi laporan projeck work disekolah sebagai syarat ujian nasional. Tapi dalam hal ini admin melihat ternyata prospek usaha budi daya ikan nila ini lumayan menguntungkan. Selain harga benih ikan nila yang relativ lebih murah dibandingkan ikan gurame, ternyata perawatan ikan nilapun lebih mudah dibandingkan dengan spesies ikan konsumsi yang lainnya. Dalam hal ini admin ingin sekedar memberi tahu tentang bagaimana cara membudidayakan ikan nila yang telah admin lakukan akhir-akhir ini.
1.      PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam sangatlah penting dalam melakukan suatu usaha pembudidayaan karena kolam nantinya akan digunakan sebagai tempat dimana budidaya itu akan dilakukan, bahkan menurut guru admin sendiri pernah bilang “ keadaan kolam adalah salah satu faktor penting dalam berhasil tidaknya suatu budidaya” . kembali ke persiapan kolam. Berikut adalah langkah-langkah admin dalam mepersiapkan usaha pendederan ikan nila:
1.      Pemasangan terpal/pembersihan terpal
2.      Setelah kolam dipasang/dibersihkan kolam diisi dengan air. Menurut admin ketinggian air yang bagus adalah berkisar antara 50-70 cm. Karena jika kolam terlalu dalam suhu air akan cenderung dingin dan lama untuk panasnya jika terkena sinar matahari, sedangkan suhu optimum untuk budidaya nila adalah berkisar antara 280C -320C. Setelah air diisi admin menganjurkan kepada pembaca agar memberi Probiotik kedalam air tersebut (Agar kualitas air lebih bagus).
3.      Pemberian pupuk organik ( untuk menumbuhkan lumut yang menjadi pakan alami bagi ikan nila). Dalam hal ini admin kemarin menggunakan pupuk dari kotoran kambing. Dengan dosis 200 gr/m2.
4.      Setelah itu air kolam diendapkan selam kurang lebih 5 hari sampai warna airnya menjadi hijau.


2.      PENEBARAN BENIH
Setelah air kolam berwarna hijau. Pembaca bisa membeli benih ikan nila di kota masing-masing. Setalh benih dibeli kita tidak boleh serta merta memasukan benih begitu saja ke dalam kolam. Hal ini dapat mengakibatkan banyak benih yang mati, karena perbedaan kondisi suhu yang drastis dari air yang berada dari dalam wadah dengan air yang berada di dalam kolam. Sebelum benih ditebar kita perlu melakukan aklimatisasi (penyesuaian suhu air yang berada di dalam wadah dengan suhu air yang berada di kolam) dengan cara menaruh plastik/wadah yang digunakan untuk membawa benih di dalam kolam dan dibiarkan selam kurang lebih 10 menit.

3.      PEMBERIAN PAKAN
Pemberian pakan sangatlah penting karena pakan adalah faktor tepenting dalam usaha pembudidayaan ikan, admin memberi pakan ikan nila dengan frekuensi 2X sehari. Yaitu di pagi dan sore hari. Sedangkan FR yang digunakan oleh admin adalah 3%. FR (feeding rate) adalah cara menentukan berat pakan yang diberikan setiap hari kepada ikan yang berpatokan dari berat biomassa ikan dikali FR. Pakan yang baik untuk usaha pendederan ikan nila ini adalah dengan kandungan protein 25 – 30%.
4.      PENJAGAAN KUALITAS AIR
Agar kualitas air tetap terjaga maka perlu dilakukan pemberian probiotik dan pergantian air kolam,dengan mengganti 1/3 dari air kolam dalam satu minggu sekali.
5.      PEMANENAN
Pemanenan dapat dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang diinginkan oleh pembudidaya